I made this widget at MyFlashFetish.com.

RENUNGAN

Jun 25, 2010



KITA MAMPU MENGUBAH DUNIA


Ada seorang lelaki tua, terbaring tidur tidak berdaya termenung akan masa mudanya bersendirian. Dalam menungannya itu ia berbincang dengan dirinya sendiri. Dalam keadaan bersedirian sudah tentulah banyak yang direnungkan. Hatinya berkata,

'Ketika aku menjadi seorang pemuda, aku bermimpi ingin merubah dunia. Seiring dengan waktu, usiaku kian bertambah. Dunia tidak berubah. Dunia tidak kunjung berubah. Maka impianku terbantut pula untuk mengubah negeri ini. Namun impian itu juga tidak berhasil. Negeri ini juga tidak berubah.'

'Ketika usiaku sudah memasuki waktu senja. Dengan semangatku yang masih menggebu. Lalu aku mengimpikan untuk mengubah keluargaku. Orang-orang yang kucintai. Orang-orang yang ada disekelilingku. Tetapi mereka juga tidak mampu aku merubahnya.'

Kini disaat terbaring lemah tidak berdaya. Air matanya mengalir tak terasa. Bajunya basah dengan air mata. Lelaki tua bergumam pada dirinya sendiri.

'Bila masa muda itu aku mengubah diriku sendiri. Maka aku akan menjadi pautan. maka aku boleh mengubah keluargaku. Memberi inspirasi dan mendorong orang-orang disekelilingku untuk melakukan kebaikan. Dari mereka menanam dan menebarkan kebaikan, cinta dan kasih sayang sehingga mampu memperbaiki negeri ini. Tanpa disedari aku telah mengubah dunia.

Pengajaran diatas adalah , kita tidak mampu mengubah dunia bila kita tidak mampu mengubah diri kita sendiri. Mulailah dengan melakukan kebaikan yang paling mudah seperti bertegur sapa, menebarkan senyum untuk pasangan hidup kita, membantu orang tua yang hendak menyeberang jalan atau sekadar bertanya bagaimana khabar dan duduk berbincang walau sebentar mewujudkan simpati kita. Maka kebaikan itu menjadi virus yang menyebarkan kemana-mana. Pada saat itulah sebenarnya kita telah mampu mengubah dunia. --
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapatkan kemenangan (QS, an-Naba' :31).


Hati Dalam Kegelapan




Ada satu kisah seorang gadis yang membenci dirinya sendiri bahkan semua orang yang disekelilingnya dia benci, kecuali kekasihnya yang selalu setia menemani dan memberikan dorongan semangat untuk hidup. Sebenarnya gadis itu cantik kekurangan yang ada dirinya hanyalah satu iaitu kedua matanya tidak dapat melihat. Dalam selalu meratapi kehidupannya.

Namun gadis itu sangatlah beruntung memiliki pujaan hati yang cukup sabar mendengar segala keluh kesahnya bahkan mampu menghiburkan dan membuatkannya tersenyum. Cintanya pada gadis itu dibuktikan dengan melamar tetapi gadis itu rela bernikah apabila penglihatannya sempurna.

Doa gadis itu akhirnya terkabul. Ada seseorang yang bersedia mendermakan matanya. Betapa bahagia dirinya begitu menyaksikan dunia baru yang indah dan penuh warna. Kekasihnya juga ikut bahagia merasakan kegembiraan. Dia segera menagih janji gadis itu.

'Sekarang dirimu boleh melihat dunia, adakah kau mahu bernikah denganku?' tanya kekasihnya.

Gadis itu terkejut disaat melihat kekasihnya ternyata buta. Gadis itu kecewa dan menolak untuk menikah dengan pujaan hatinya yang buta. kekasihnya dengan air mata yang mengalir, hatinya bagai tertusuk sembilu kemudian meninggalkan pesan disecarik kertas.

'Wahai Kekasihku, tolong jaga baik-baik mataku!'

Pengajaran yang boleh diambil dari kisah diatas memperlihatkan bahawa disaat status sosial kita berubah menjadi lebih baik maka berubahlah pula gaya hidup kita, hanya segelintir sahaja orang yang ingat akan kehidupan sebelumnya dan sesetengah yang lain dapat mengingati siapa sebenarnya sahabat sejatinya. Sahabat yang telah menemaninya dalam suka mahupun duka, dalam tangis dan tawa, begitu sudah menjadi orang berjaya, kita mudah melupakan sahabat sejati yang telah menemani kita dalam mengharungi perjalanan hidup.

Jun 11, 2010



Penyakit Hati



'Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya dan rugilah orang yang mengotorinya (QS. 91 : 9-10)

Di sebuah kota ada seorang pemuda yang menanam pohon berduri ditengah jalan. Ketua di kawasan itu sudah berulang-ulang mengingatkannya agar memotong pohon berduri itu. Setiap kali diingatkan, pemuda itu selalu mengatakan dia akan memotongnya keeesokkan harinya. Namun orang itu tidak memenuhi janjinya.

Setelah beberapa tahun orang itu bertambah tua tetapi pohon itu belum juga dipotong olehnya. Pohon itu bahkan bertambah besar, tumbuh seiring dengan waktu. Cabang-cabangnya bertambah tajam dan bertambah besar dan hampir menutupi jalan. Duri itu tidak saja melukai orang yang melalui jalan berkenaan tetapi juga melukai pemiliknya. Sang Pemilik itu kini teringin sangat-sangat memotong pohon itu. Tetapi apakan daya usianya sudah lanjut. Ia menjadi lemah sehingga tidak mampu lagi untuk memotong pohon yang ditanamnya sendiri.

Kisah itu Jalaludin Rumi mengingatkan kepada kita, 'Dalam hidup ini, kita sudah terlalu banyak menanam pohon berduri di dalam hati kita, duri-duri itu bukan sahaja menusuk orang lain tetapi juga menusuk diri kita sendiri. Ambillah kapak, potonglah seluruh duri itu sekarang juga, sebelum kita kehilangan tenaga sama sekali.'

Yang dimaksud oleh Rumi dengan pohon berduri dalam hati adalah penyakit-penyakit hati seperti kebencian, marah, dengki, hasad di dalam diri kita. Bersamaan bertambahnya umur meningkat pula kekuatannya. Tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menebang pohon berduri dihati kita selain saat ini. Esok hari, penyakit hati itu akan semakin kuat sementara tenaga kita bertambah lemah. Tak tiada lagi daya kita untuk menghancurkannya.

Jun 8, 2010



Masalah..oh masalah.


Pernah suatu hari ada seorang pemuda datang ke rumah penulis,Kemudian dia bertanya kepada penulis itu 'Kenapa hidup saya selalu menderita?' Kemudian penulis itu bertanya kepadanya kembali, 'Kenapa harus menderita?' Pemuda itu pun menjelaskan, 'Apapun yang saya kerjakan selalu sahaja menemui kegagalan. Orang yang saya cintai selalu pergi meninggalkan saya, karier saya juga turut tidak pernah berkembang.'

Pada saat itu,penulis seakan memahami apa yang terjadi pada dirinya. Ketika masalah datang bertubi-tubi ia berpotensi menimbulkan tekanan hidup yang begitu kuat. Kehilangan material, gagal dalam karier, kehilangan orang yang dicintai dan kehilangan sebuah harapan akan mengakibatkan tekanan berkepanjangan ,pabila keimanan dan ketaqwaan kepada Allah tidaklah sekukuh tiang ia akan menyakiti diri sendiri. Akibat buruk dari tekanan ini secara tidak langsung turut melibatkan masyarakat sekelilingnya. Itu sebabnya mencegah sesuatu keburukan itu jauh lebih penting daripada mengubatinya.

Jika kita sedang mendapatkan masalah, apapun masalahnya hadapi. Janganlah mundur, hadapi semuanya dengan keteguhan hati. Jangan biarkan tubuh kita lemah disebabkan hal yang demikian. Jika kita melemah diri kita,ia akan membuat kita jatuh sakit. Menghadapi semua masalah yang telah terjadi senantiasa memohon pertolonganNya akan lebih mudah menyelesaikan masalah itu sendiri.

'Barang siapa yang menjaga kesopanan dirinya maka Allah akan menjaga kesopanannya. Barang siapa merasa cukup, maka Allah akan mencukupkannya. Barang siapa berlatih sabar, maka Allah akan memberikan kesabaran. Tidaklah seseorang mendapatkan kurnia yang lebih baik dan lebih luas daripada kurnia kesabaran' (HR. Bukhari - Muslim).

Setiap kali kita memandang kehidupan kita sehari-hari, kita akan mengetahui pada waktu bila sebuah masalah itu hadir. Menghindari masalah itu lebih baik daripada membiarkan hidup kita dipenuhi masalah. Cara mengindarinya mudah, hindarilah hutang, jangan meremehkan kesihatan, suka marah, bertutur kata buruk, kebencian, suka membuka konflik dengan orang lain, Pesan indah dari Abdul Qadir jaelani patutlah didengar 'Taat kepada Allah dan berlaku adil pada orang lain,' inilah cara kita menghindari hidup dalam penderitaan yang berpanjangan.

Mencegah itu lebih baik daripada hidup terus menerus dalam masalah. Tidak membiarkan hidup dalam kegelapan karena akibat perbuatan diri sendiri, bertutur kata yang baik dan berperilaku baik. Tebarkanlah benih-benih kasih sayang, keindahan dan kebaikan di penjuru muka bumi. Pastikan semua nyaman dan damai. Lalu dengan tulus hati kita menyemai pohon-pohon kebaikan, demi manfaat bagi diri kita. Dengan demikian membuat hidup kita disenangi oleh Allah dan sesama. Sungguh terasa indah hidup ini sebab kurnia Allah yang terbesar pada diri kita adalah 'Kesabaran.'

Jun 2, 2010


Kisah Bumi Dan Langit


Adapun terjadinya peristiwa Israk dan Mikraj adalah kerana bumi merasa bangga dengan langit. Berkata dia kepada langit, "Hai langit, aku lebih baik dari kamu kerana Allah S.W.T. telah menghiaskan aku dengan berbagai-bagai negara, beberapa laut, sungai-sungai, tanam-tanaman, beberapa gunung dan lain-lain."

Berkata langit, "Hai bumi, aku juga lebih elok dari kamu kerana matahari, bulan, bintang-bintang, beberapa falah, buruj, 'arasy, kursi dan syurga ada padaku." Berkata bumi, "Hai langit, ditempatku ada rumah yang dikunjungi dan untuk bertawaf para nabi, para utusan dan arwah para wali dan solihin (orang-orang yang baik)."

Bumi berkata lagi, "Hai langit, sesungguhnya pemimpin para nabi dan utusan bahkan sebagai penutup para nabi dan kekasih Allah seru sekalian alam, seutama-utamanya segala yang wujud serta kepadanya penghormatan yang paling sempurna itu tinggal di tempatku. Dan dia menjalankan syari'atnya juga di tempatku."

Langit tidak dapat berkata apa-apa, apabila bumi berkata demikian. Langit mendiamkan diri dan dia mengadap Allah S.W.T dengan berkata, "Ya Allah, Engkau telah mengabulkan permintaan orang yang tertimpa bahaya, apabila mereka berdoa kepada Engkau. Aku tidak dapat menjawab soalan bumi, oleh itu aku minta kepada-Mu ya Allah supaya Muhammad Engkau dinaikkan kepadaku (langit) sehingga aku menjadi mulia dengan kebagusannya dan berbangga."

Lalu Allah S.W.T mengabulkan permintaan langit, kemudian Allah S.W.T memberi wahyu kepada Jibrail A.S pada malam tanggal 27 Rejab, "Janganlah engkau (Jibrail) bertasbih pada malam ini dan engkau 'Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam ini."

Jibrail A.S. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat telah sampai?"

Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibrail. Tetapi pergilah engkau ke Syurga dan ambillah buraq dan terus pergi kepada Muhammad dengan buraq itu."

Kemudian Jibrail A.S. pun pergi dan dia melihat 40,000 buraq sedang bersenang-lenang di taman Syurga dan di wajah masing-masing terdapat nama Muhammad. Di antara 40,000 buraq itu, Jibrail A.S. terpandang pada seekor buraq yang sedang menangis bercucuran air matanya. Jibrail A.S. menghampiri buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya buraq?"

Berkata buraq, "Ya Jibrail, sesungguhnya aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 tahun, maka pemilik nama itu telah tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku tidak mahu makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan."

Berkata Jibrail A.S., "Aku akan menyampaikan engkau kepada orang yang engkau rindukan itu."

Kemudian Jibrail A.S. memakaikan pelana dan kekang kepada buraq itu dan membawanya kepada Nabi Muhammad S.A.W. Wallahu'alam.

Buraq yang diceritakan inilah yang membawa Rasulullah S.A.W dalam perjalanan Israk dan Mikraj.
UMAT di zaman Rasulullah SAW dianggap sangat bertuah. Tidak sahaja mereka berpeluang bertemu dengan baginda namun yang lebih beruntungnya lagi dapat melihat sendiri segala kejadian-kejadian mukjizat yang Allah kurniakan kepada baginda.

Ini termasuklah kejadian bulan terbelah dua, antara yang benar-benar berlaku dalam usaha Nabi Muhammad untuk menyakinkan kebenaran dakwah baginda itu.

Jika kita menjadi pengikut baginda ketika itu, tentu segala kejadian mukjizat yang berlaku akan menambahkan lagi keimanan atau kepercayaan kepada Allah SWT.

Namun, perkara seperti ini sukar diterima oleh puak-puak kafir Quraisy. Mereka tetap dengan sikap degil mereka.

Walaupun peristiwa Israk dan Mikraj tidak ada sebarang kesangsian, dengan segala macam bukti dan keterangan daripada al-Quran namun kedegilan tetap makin menebal!

Malah mereka sendiri kadang kala meminta baginda tunjukkan bukti! Kononnya dengan bukti tersebut mereka akan menyerah kalah kepada kebenaran.

Namun yang sebenarnya mempunyai niat yang busuk, kononnya Rasulullah tidak akan mampu menunjukkan sebarang bukti kerana yang diminta semuanya bersifat luar biasa dan tidak masuk dek akal.

Andai, bukti tersebut gagal ditunjukkan oleh baginda maka semakin galaklah mereka memusuhi dan mengeji Nabi.

Namun baginda tetap menyahut apa juga cabaran, asalkan mereka akhirnya percaya kepada keesaan Allah yang Maha Agung.

Iaitu pada suatu hari, sekumpulan pembesar Quraisy itu datang menemui baginda, iaitu di antara mereka termasuklah Al Walid Al Mughirah, Abu Jahal Hisham, Al As Wail, Al Aswad Muthalib, An Nadhru Al Harith.

Peristiwa ini dikatakan berlaku sebelum baginda melakukan hijrah ke Madinah dan diriwayatkan dalam banyak catatan sejarah sehinggalah mengikut sastera Melayu klasik sendiri, kisah bulan terbelah dua ini menjadi kisah-kisah penglipur lara yang popular.

Dalam Hikayat Nur Muhammad dan Nabi Bercukur dan Nabi Wafat misalnya, ada diceritakan mengenai kisah bulan terbelah ini, pada bahagian kedua dari tiga bahagian yang ada, iaitu: Hikayat Nabi Bercukur iaitu menceritakan mukjizat Nabi SAW.